Kamis, 28 Maret 2013

Laporan Pendahuluan Menarik Diri


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN  DENGAN
 GANGGUAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
I.              KONSEP DASAR

Isolasi adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak ( Carpenito, 1998 )
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Towsend,1998)
Seseorang dengan perilaku menarik diri akan menghindari interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran dan prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanivestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain (DepKes, 1998).
II.           FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
Faktor predisposisi terjadinya perilaku menarik diri adalah kegagalan perkembangan yang dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan dan meresa tertekan.
Sedangkan faktor presipitasi dari faktor sosio-cultural karena menurunnya stabilitas keluarga dan berpisah karena meninggal dan fakto psikologis seperti berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk bergantung, merasa tidak berarti dalam keluarga sehingga menyebabkan klien berespons menghindar dengan menarik diri dari lingkungan (Stuart and sundeen, 1995).



III.        TANDA DAN GEJALA
      Observasi yang dilakukan pada klien akan ditemukan (data objektif) :
1.       Apatis, ekspresi, afek tumpul.
2.       Menghindar dari orang lain  (menyendiri) klien tampak memisahkan   diri dari orang lain.
3.       Komunikasi kurang atau tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain atau perawat.
4.       Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
5.       Berdiam diri di kamar/tempat berpisah – klien kurang mobilitasnya.
6.       Menolak hubungan dengan orang lain – klien memutuskan percakapan  atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
7.       Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
8.       Posisi janin pada saat tidur.
Data subjektif sukar didapat jika klien menolak berkomunikasi, beberapa data subjektif adalah menjawab dengan singkat kata-kata “tidak”, “ya”, “tidak tahu”.
IV.                         KAREKTERISTIK PERILAKU

  • Gangguan pola makan : tidak nafsu makan atau makan berlebihan.
  • Berat badan menurun atau meningkat secara drastis.
  • Kemunduran secara fisik.
  • Tidur berlebihan.
  • Tinggal di tempat tidur dalam waktu yang lama.
  • Banyak tidur siang.
  • Kurang bergairah.
  • Tidak memperdulikan lingkungan.
  • Kegiatan menurun.
  • Immobilisasai.
  • Mondar-mandir (sikap mematung, melakukan gerakan berulang).
  • Keinginan seksual menurun.



KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL ; MENARIK DIRI.

I.    Deskripsi
Tanggapan atau deskripsi tentang isolasi yaitu suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (towsend, 1998).
Seseorang dengan perilaku menarik diri akan menghindari interaksi dengan orang lain.
II.  Pengkajian
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor presipitasi, penilaian stressor , suberkoping yang dimiliki klien. Setiap  melakukan pengajian ,tulis tempat klien dirawat  da tanggal dirawat  isi pengkajian meliputi :
a.       Identitas Klien
Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin , status perkawinan, agama, tangggal MRS , informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan alamat klien.
b.      Keluhan Utama
Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain) komunikasi kurang  atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak interaksi dengan orang lain , tidak melakukan  kegiatan sehari – hari , dependen.
c.       Faktor predisposisi
kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harapan orang tua yang tidak realistis ,kegagalan / frustasi berulang , tekanan dari kelompok  sebaya; perubahan struktur sosial.
Terjadi trauma  yang tiba tiba misalnya harus dioperasi , kecelakaan dicerai suami , putus sekolah ,PHK,  perasaan malu karena sesuatu yang terjadi ( korban perkosaan , tituduh kkn, dipenjara tiba – tiba)  perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/ perasaan negatif terhadap diri sendiri  yang berlangsung lama.
d.      Aspek fisik / biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan keluhafisik yang dialami oleh klien.
e.       Asfek Psikososial
1.      Genogram yang menggambarkan  tiga generasi
2.      Konsep diri
a)       citra tubuh :
Menolak  melihat dan  menyentuh bagian tubuh yang berubah  atau tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau  yang akan terjadi.
Menolak penjelasan perubahan tubuh , persepsi  negatip tentang tubuh .
Preokupasi dengan bagia tubuh yang hilang , mengungkapkan  keputus asaan, mengungkapkan ketakutan.
                          b)  Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan .

              c)  Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses menua , putus sekolah, PHK.
d)   Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya :     mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.
e)       Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri sendiri , gangguan hubungan sosial , merendahkan martabat , mencederai diri, dan kurang percaya diri.
3.         Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubunga  sosialdengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang diikuti dalam masyarakat.
4.        kenyakinan klien terhadap tuhan dan kegiatan untuk ibadah ( spritual)
f.    Status Mental
      Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata , kurang dapat memulai pembicaraan , klien suka menyendiri dan kurang mampu berhubungan denga orang lain , Adanya perasaan keputusasaan dan kurang berharga dalam hidup.
g.   Kebutuhan persiapan pulang.
     1. Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
     2. Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC,   membersikan dan merapikan pakaian.
     3.  Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi
     4.  Klien dapat melakukan istirahat dan tidur , dapat beraktivitas didalam dan  diluar rumah
     5). Klien dapat  menjalankan program pengobatan dengan benar.
H. Mekanisme Koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan nya pada orang orang lain( lebih sering menggunakan koping menarik diri)
I.        Asfek Medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT, Psikomotor,therapy okopasional, TAK , dan rehabilitas.
III. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah identifikasi atau penilaian pola respons baik aktual maupun  potensial (Stuart and Sundeen,  1995)
Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan dari pengkajian  adalah sebagai berikut :
*.  Isolasi sosial : menarik diri
*.  Gangguan konsep diri: harga diri rendah
*.  Resiko perubahan sensori persepsi
*.  Koping individu yang  efektif sampai dengan ketergantungan pada orang lain .
*.  Gangguan komunikasi verbal, kurang komunikasi verbal.
*.  Intoleransi  aktifitas.
*.  Kekerasan resiko tinggi.
IV. Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan
Resiko  perubahan sensori

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan harga diri : harga diri rendah

Tidak efektifnya koping individu; koping defensif
Diagnosa Keperawatan
1.      Resiko  perubahan sensori persepsi berhubungan dengan menarik diri.
2.      Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3.      Gangguan harga diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya   koping individu : koping defensif.


V.     Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan dalam asuhan keperawatan jiwa berbeda dengan tindakan keperawatan untuk klien dengan penyakit fisik  di RSU dalam perawatan kesehatan jiwa. Perawat melakukan tindakan yang bertujuan untuk mengatasi penyebab dari masalah dan daftar masalah diatas dapat diambil salah satu. Contoh masalah keperawatan yaitu : resiko perubahan sensori persepsi berhubungan dengan isolasi sosial : menarik diri.
VI.  Rencana Intervensi
Rencana  tindakan  keperawatan  terdiri 3 asfek utama yaitu :
a.       tujuan umum
berfokus pada penyelesaian permasalahan dari diagnosa. Tujuan umum dapat dicapai jika serangkaia tujuan khusus dapat dicapai.
b.                              tujuan khusus
 berfokus pada penyelesaian etiologi dari diagnosa. Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan klien yang perlu dicapai atau dimiliki  klien .umumnya kemampuan pada tujuan khusus dapat dibagi menjadi 3 aspek (stuart & sundeen ,1995)  yaitu : kemampuan kognitif yang diperlukan untuk menyelesaikan etiologi  dari diagnosa keperawatan ,kemampuan psikomotor  yang diperlukan agar etiologi dapat selesai dan kemampuan afektif yang perlu dimiliki  agar klien percaya akan kemampuan menyelesaiakan masalah.
c.                              Rencana tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tujuan khusus. tindakan keperawatan  menggambarkan tindakan keperawatan mandiri, kerjasama dengan klien, keluarga, kelompok dan kolaborasi dengan tim kesehatan  jiwa lainnya.
VII.                      Kriteria Evaluasi keperawatan
Kriteria evaluasi dibuat berdasarkan pada tujuan khusus yang terdiri dari beberapa tujuan , masing tujuan tersebut ada kriteria evaluasinya .

Daftar Pustaka

Carpenito, lynda Juall. 1998. Buku saku buku kedokteran EGC : jakarta.

Keliat, B.A. 1999. Proses keperawatan kesehatan jiwa, penerbit buku kedokteran EGC : diagnosa keperawatan , Edisi 6, penerbit  Jakarta.

Short, G.W dan Sandra, J. Sunden. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta.

Towsend, Mary C. 1998. Buku saku Diagnosa keperawatan psikiatri untuk pembuatan rencana keperawatan, Edisi 3, Penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta.

-----------, 1998. Buku Standart keperawatan Kesehatan Jiwa dan penerapan asuhan keperawatan pada kasus di Rumah Sakit Ketergantungan obat, Direktorat kesehatan jiwa Direktorat Jenderal Pelayanan medik, Dep-kes RI, Jakarta.

Maramis, Wf. (1995) Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University press : Surabaya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar