ASKEP ANAK DENGAN
PERTUSIS.
Masalah yang biasa timbul pada
anak dengan pertusis adalah gangguan kebutuhan nutrisi, gangguan rasa aman dan
nyaman, resiko terjadinya komplikasi dan kurangnya pengetahuan orang tua
mengenai penyakit.
1.
Gangguan kebutuhan nutrisi.
Gangguan kebutuhan nutrisi pada pasien dengan batuk
rejan terutama karena akibat selalu muntah setiap serangan batuk, serangan yang
berulang dapat menimbulkan anoreksia, sehingga keadaan tersebut menyebabkan
pasien menjadi kurus (kaheksia). Untuk mengurangi hal tsb diusahakan agar
intake seimbang, dengan cara sesaat setelah muntah dapat diberikan makanan /
minuman ( susu ).
2.
Gangguan rasa aman dan nyaman.
Terjadi karena serangan batuk yang lama dan
berulang, sehingga anak akan kelelahan dan kurang istirahat. Pada saat batuk
anak menderita kesukaran bernafas sehingga anak menjadi gelisah, o/k itu anak
ditemani. Ganti baju anak segera setelah muntah, berikan minuman serta usahakan
agar anak dapat beristirahat. Hal yang terpenting adalah menghindari penyebab
serangan batuk, misalnya terlalu lama menangis atau tertawa terbahak-bahak.
Obat harus diberikan dengan benar dan jika dimuntahkan usahakan setelah tenang
agar diberikan lagi, sebaiknya obat diberikan setelah reda dari serangan batuk.
3. Resiko
terjadinya komplikasi.
Penyakit batuk rejan dapat menyebabkan menurunnya
daya tahan tubuh sehingga mudah terjadi komplikasi yang kadang – kadang
bahayanya lebih besar dari penyakit batuk rejan itu sendiri, misalnya ;
tuberkulosis yang telah ada akan menjadi makin parah, dan jika terjadi
perdarahan pada otak setelah sembuh akan meninggalkan gejala sisa berupa
kelumpuhan atau bahkan retardasi mental. Cara paling mudah untuk mencegah
terjadinya batuk rejan adalah pemberian imunisasi bersama vaksin lainnya yang
biasa disebut DPT dan Polio, selain vaksin juga jika anak sakit batuk segera
bawa berobat agar dapat didiagnosa secara dini.
4. Kurang
pengetahuan orangtua mengenai penyakit.
Pada umumnya orang awam tidak mengerti bahwa
anaknya menderita batuk rejan yang dapat menyebabkan penderitaan lama bagi
anaknya jika tidak mendapat pengobatan yang tepat. Jika diagnosis telah
ditentukan oleh dokter, perlu dijelaskan kepada orangtua psien bahwa penyakit
ini mudah menular sehingga anak disekitar dapat tertular. Untuk menghindari penularan,
jika ada anak kecil lainnya dirumah sebaiknya dipisahkan ( jika memungkinkan )
dan anak diberi imunisasi.
Karena
anak setiap habis batuk selalu muntah maka harus disediakan tempat untuk
muntah, misalnya di WC dan selalu disiram dengan air sebanyak – banyaknnya,
jika anak muntah dilantai hendaknya bekas muntahan disiram dengan desinfektan
karena itu merupakan sumber penularan. Untuk mencegah anak menjadi kurus karena
selalu muntah maka orang tua harus telaten memberikan makanan bergizi TKTP. Hal
lain yang harus diperhatikan orangtua adalah pemberian imunisasi.
ASKEP
ANAK DENGAN MORBILI
Penyakit morbili merupakan penyakit yang mudah
sekali menular, selain itu sering menyebabkan kematian jika mengenai anak yang
keadaan gizinya buruk sehingga anak mudah sekali mendapat komplikasi terutama
bronchopneomonia.
Masalah yang perlu diperhatikan ialah kebutuhan nutrisi,
ganguan suhu tubuh, gangguan rasa nyaman, resiko terjadi komplikasi, dan
kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakitnya.
1.
Kebutuhan nutrisi.
Penyakit morbili
menyebabkan anak menderita malaise dan anoreksia, anak sering mengeluh mulutnya
pahit sehingga tidak mau makan / minum. Demam yang tinggi menyebabkan
pengeluaran cairan yang lebih banyak, keadaan ini akan memudahkan timbulnya
komplikasi. Berikan makanan lunak misalnya bubur pakai kuah sup atau bubur
santan pakai gula, usahakan makanan masuk sesering mungkin. Jika suhu sudah
turun nafsu makan muali timbul berikan diet TKTP.
2.
Gangguan suhu tubuh.
Morbili selalu didahului
demam tinggi bahkan dapat terjadi hyperpireksia yang walaupun telah diberi obat
penurun panas / antibiotika tidak turun juga sebelum enantem / eksantem keluar.
Demam yang disebabkan infeksi virus pada akhirnya akan turun dengan sendirinya
setelah campaknya keluar banyak, kecuali jika terjadi komplikasi demam akan
berlangsung lebih lama. Untuk menurunkan suhu tubuh biasanya diberikan
antipiretikum dan jika tinggi sekali juga diberikan sedativa untuk mencegah
terjadinya kejang.
3. Gangguan rasa aman dan nyaman.
Gangguan ini dirasakan
anak karena adanya demam, tak enak badan, mulut terasa pahit dan kadang–kadang muntah,
batuk bertambah banyak dan akan berlangsung lebih lama dari pada morbilinya
sendiri. Jika eksantem telah keluar anak akan merasakan gatal, hal ini menambah
gangguan aman dan kenyamanan anak, untuk mengurangi rasa gatal tubuh anak
dibedaki bedak salisil 1 % atau yang lainnya (sesuai resep dokter). Selama
demam masih tinggi anak jangan dimandikan tetapi sering dibedaki, boleh dilap
muka serta tangan dan kakinya saja. Jika suhu sudah turun untuk mengurangi rasa
gatal dapat dimandikan dengan PK 1/1000 atau air hangat saja dan jangan terlalu
lama. Dapat juga menggunakan phisohex / bethadine.
3.
Resiko terjadi komplikasi.
Penyakit morbili
menyebabkan daya tahan tubuh sangat menurun, hal ini dapat dibuktikan dengan
uji tuberkkulin yang semula positif berubah negatif, ini menunjukan bahwa
antigen antibodi pasien sangat kurang kemampuannya untuk bereaksi terhadap
infeksi. Komplikasi yang sering terjadi adalah OMA, ensefhalitis dan yang
paling sering adalah bronchopneomonia. akibat kelemahan tubuh apalagi jika pasien
menderita malnutrisi akan menyebabkan pasien tidak bergerak dan hanya berbaring
saja, sehingga sirkulasi udara dalam paru kurang baik dan terjadi pneomonia
hipostatik atau pasien menderita bronchopneomonia. Untuk menghindari atau
mengurangi kemungkinan tersebut pasien perlu :
·
Diubah sikap baringnya beberapa kali sehari dan
berikan bantal untuk meninggikan kepalanya, dudukan anak pada waktu minum atau
dipangku.
·
Jangan membaringkan pasien di depan jendela atau
membawa pasien ke luar rumah selama masih demam (jika anak terkena angin, batuk
akan menjadi lebih parah.
Jika anak
yang menderita morbili terlihat selalu tidur saja, tidak mau minum / makan dan
anak makin lemah, segera bawa berobat atau jika suhunya teteap tinggi dan
kesadaran anak makin menurun ada kemungkinan anak mendapat komplikasi
ensephalitis.
4.
Kurangnya pengetahuan orangtua mengenai
penyakit.
Adanya kenyataan bila
penyakit morbili mengenai anak yang menderita kekuranagn gizi sering
menyebabkan kematian karena mendapat komplikasi, maka penyakit ini dapat
dicegah dengan vaksinasi campak. Oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan
terutama didaerah yang rawan gizi agar semua anak diberikan vaksinasi campak.
Selain itu juga penyuluhan tentang pentingnya pemberian gizi yang baik bagi
anak balita agar mereka tidak mudah terkena infeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar