SKALA INTENSITAS NYERI
Skala
|
Intensitas
|
0
1
2
3
4
5
|
Tidak ada nyeri
Nyeri ringan
Nyeri sedang
Nyeri hebat
Nyeri sangat hebat
Nyeri paling hebat
|
(Brunner and Suddart, hal 218.
2001. Buku Ajar Keperawatan Medical
Bedah. Edisi 8 vol 1. Jakarta : EGC).
SKALA KEKUATAN OTOT
Skala
|
Kenormalan
Kekuatan (%)
|
Ciri-ciri
|
0
1
2
3
4
5
|
0
10
25
50
75
100
|
Paralisis total.
Tidak ada gerakan, teraba/ terlihat adanya
kontraksi otot.
Gerakan otot penuh menentang gravitasi, dengan
sokongan.
Gerakan normal menentang gravitasi.
Gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan
sedikit penahanan.
Gerakan normal penuh, menentang gravitasi dengan
penahanan penuh.
|
(Robert Priharjo, hal 139. 1996. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta :
EGC)
SKALA AKTIVITAS
Tingkat Aktivitas/ Mobilitas
|
Kategori
|
Tingkat 0
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Tingkat 4
|
Mampu merawat diri secara penuh.
Memerlukan penggunaan alat.
Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain.
Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan
peralatan.
Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau
berpartisipasi dalam perawatan.
|
(Carpenito, Linda J. Hal 576.
1999. Buku Saku Dignosa Keperawatan.
Edisi 8. Jakarta : EGC).
TINGKAT KESADARAN
1. Kompos Mentis :
Sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya
2. Apatis :
Keadaan kesadaran yang segan
untuk berhubungan dengan kehidupan sekitarnya, sikap acuh tak acuh.
3. Samnolen :
Keadaan kesadaran yang mau
tidur saja. Dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri, akan tetapi jatuh tidur
lagi.
4. Delirium
Keadaan kacau motorik yang
sangat, memberontak, berteriak-teriak dan tidak sadar terhadap orang lain
tempat dan waktu.
5. Sopor/ semikoma
Keadaan kesadaran yang
menyerupai koma, reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan rangsangan nyeri.
6. Koma
Keadaan kesadaran yang hilang
sama sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan rangsangan apapun.
(Robert Priharjo, hal 23.
1996. Pengkajian Fisik Keperawata.
Jakarta : EGC)
Tingkat Kesadaran
No
|
Kesadaran
|
Tanda-tanda
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Kompos Mentis
Apatis
Samnolen
Delirium
Supor / semi koma
Koma
|
Sadar
sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
Keadaan
kesadaran yang enggan untuk berhubungan dengan kehidupan sekitarnya, sikapnya
acuh tak acuh.
Keadaan
kesadaran yang mau tidur saja, dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri akan
tetapi jatuh tidur lagi.
Keadaan kacau motorik yang sangat memberontak,
berteriak-teriak dan tidak sadar terhadap orang lain, tempat dan waktu.
Keadaan kesadaran yang menyerupai koma,
reaksinya hanya dapat ditimbulkan dengan rangsang nyeri.
Keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan
tidak dapat dibangunkan dengan rangsangan apapun.
|
Sumber:
Robert Priharjo, 1996. Buku Pengkajian
Fisik Keperawatan, Jakarta: EGC.
Glasgow Coma Scale (GCS)
Pemeriksaan
|
Aktivitas
Penderita
|
Angka
|
Respon membuka mata
Respon verbal
Respon motorik
|
Spontan
Terhadap perintah
Terhadap nyeri
Tidak ada respon
Orientasi baik dan sesuai
Disorientasi tempat dan waktu
Bicara kacau
Mengerang
Tidak ada respon
Mengikuti perintah
Melokalisis nyeri
Menghindar nyeri
Fleksi abnormal
Ekstensi abnormal
Tidak ada gerakan
|
4
3
2
1
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
|
Sumber: Arief Mansjoer, 2001. Buku
Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, Jakarta: Media Aesculapius.
Skala Kekuatan Otot
Kekuatan Otot
|
Nilai
|
Tidak ada kontraksi
Ada tanda dari kontraksi
Bergerak tapi tak mampu
untuk menahan gaya gravitasi
Bergerak melawan gaya
gravitasi tetapi tidak dapat melawan tahanan otot pemeriksa
Bergerak dengan lemah
terhadap tahanan otot pemeriksa
Kekuatan dan regangan yang
normal
|
0
1
2
3
4
5
|
Sumber: Robert Priharjo, 1996. Buku pemeriksaan Fisik Keperawatan, Jakarta: EGC.
Skala Aktivitas
Nilai
|
Ciri-ciri
|
0
1
2
3
4
|
Mandiri
Memerlukan
bantuan alat
Memerlukan
bantuan orang lain
Memerlukan
bantuan orang lain dan alat
Ketergantungan
secara total
|
Sumber: Lynda Juall Carpenito, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8, Jakarta: EGC.
Skala Intensitas Nyeri
No
|
Rentang
nyeri
|
Skala
|
1
2
3
4
5
6
|
Tidak nyeri
Nyeri ringan
Nyeri sedang
Nyeri berat
Nyeri sangat berat
Nyeri kolik/ nyeri tidak tertahan
|
0
1
2
3
4
5
|
Sumber: Smelezer, 2000. Text Book
of Medical Surgical Nursing 9th Edition. Philadelphia: Lippincott.
Nilai Normal Pemeriksaan Laboratorium
Parameter
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
Satuan
|
Hematokrit
Hemoglobin
Jumlah eritrosit
Jumlah retikulosit
MCV
MCH
MCHC
Neutrofil segmen
Rerata
Eosinofil
Rerata
Basofil
Rerata
Limfosit
Rerata
Monosit
Rerata
Jumlah trombosit
Kolesterol, total
Glukosa,
serum (puasa)
|
40 – 52
13,5 – 18,0
4,6 – 6,2
0,6 – 2,6
82 – 98
27 – 32
32 – 36
1, 8 - 7,7
40 – 60
0 – 0,5
0 – 5
0 – 0,2
0 – 1
1,0 – 4,8
20 – 45
0 – 0,8
2 – 6
150 – 350
120 – 320
70 - 115
|
38 – 48
12 – 16
4,2 – 5,4
0,4 – 2,4
82 – 98
27 – 32
32 – 36
1,8 – 7,7
40 – 60
0 – 0,5
0 – 5
0 – 0,2
0 – 1
1,0 – 4,8
20 – 45
0 – 0,8
2 – 6
150 - 350
120 – 320
70 - 115
|
%
g / dl
1012
sel / L
%
fL
pg
g / dl
109
sel / L
%
109
sel / L
%
109
sel / L
%
109 sel
/ L
%
109
sel / L
%
109
sel / L
mg / dl
mg / dl
|
Sumber: Sylvia A. Price, 2006. Buku Patofisiologi Edisi 6, Jakarta:
EGC.
Pertumbuhan Fisik
1.
Berat Badan
Rumus perkiraan berat badan
menurut Behrman (1992):
Lahir
|
Rumus Berat badan
|
03-12 Bulan
|
Umur (bulan) + 9
2
|
01-06 Tahun
|
Umur (tahun) x 2 +
8
|
06-12 Tahun
|
Umur (tahun) x 7 –
5
2
|
2. Tinggi Badan
Tinggi badan rata-rata waktu lahir 50 cm
Secara garis besar tinggi badan anak dapat
diperkiraan:
01 Tahun
|
1,5
x TB lahir
|
04
Tahun
|
2 x
TB lahir
|
06
Tahun
|
1,5
x TB lahir
|
13
Tahun
|
3 x
TB lahir
|
Dewasa
|
3,5 x TB lahir (2 x TB usia 2 tahun)
|
Nilai normal Tanda-Tanda Vital
Nilai normal suhu anak rata-rata sebagai berikut:
Usia
|
Nilai Suhu (°C )
|
6 bulan
1 tahun
3 tahun
5 tahun
7 tahun
9 tahun
|
37,5
37,7
37,2
37
36,8
36,7
|
Nilai denyut nadi
pada anak-anak :
Usia
|
Denyut Nadi/ Menit
|
Bayi baru lahir
1 minggu-3 bulan
3 bulan-2 tahun
2-10 tahun
10 tahun-dewasa
|
100-180
100-220
80-150
70-110
55-90
|
Nilai pernapasan
pada anak:
Usia
|
Nilai Pernapasan
/Menit
|
Bayi baru lahir
1-11 bulan
2 tahun
4 tahun
6 tahun
8 tahun
|
35
30
25
23
21
20
|
Sumber: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Tahap perkembangan Luka dekubitus
1. Derajat satu
Kemerahan pada kulit
Kulit tampak kemerahan tapi kembali kewarna semula setelah tekanan
berkurang, sifatnya sementara dan tidak ada kerusakan jaringan.
2. Derajat Dua
Kerusakan sirkulasi Supervisial (bagian atas kulit)
Kemerahan tidak menghilang setelah tekanan berkurang, edema, kulit pecah,
melepuh dan kerusakan epidermis dan dermis.
3. Derajat Tiga
Kerusakan lapisan Subcutan (diatas otot)
Kulit pecah ada eksudat (nanah), kerusakan lapisan subcutan, sehingga
terjadi infeksi
4. Derajat keempat
Kerusakan kapiler subcutan dan massa otot
Luka meluas menembus otot dan tulang dan tampak jaringan nekrosis
Iskhemik à Infark à Nekrosis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar