TINJAUAN TEORITIS
TUBERKOLOSIS PARU
PENGERTIAN :
Tuberkulosis paru
merupakan penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang disebabkan oleh
Mycobakterium Tuberkulosis.
ETIOLOGI :
Jenis kuman
berbentuk batang, ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-0,6/um. Sebagian besar
kuman berupa lemak/lipid sehingga kuman tahan terhadap asam dan lebih tahan
terhadap kimia , fisik. Sifat lain dari kuman ini adalah aerob yang menyukai
daerah yang banyak oksigin, dalam hal ini lebih menyenangi daerah yang tinggi
kandunagn oksiginnya yaitu. daerah apikal paru, daerah ini yang menjadi
prediksi pada penyakit Tuberkulosis
PATOFISIOLOGI :
Penyakit ini
dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel efektor (makrofag), sedangkan
limphosit (sel T) adalah sel imonoresponsifnya. Imunitas ini biasanya
melibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limfosit dan
limfokin, respon ini disebut sebagai reaksi hipersensitifitas ( lambat). Basil
Tuberkel yang mencapai permukaan alveolus akan diinhalasi sebagai suatu unit
(1-3 basil), gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan disaluran
hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Yang berada
dialveolus dibagian bawah lobus atas paru basil tuberkel ini membuat
peradangan.
Leukosit
polimorfonuklear nampak pada tempay tersebut dan mempagosit, namun tidak
membunuh basil. Hari-hari berikutnya leukosit diganti oleh makrofag, alveoli
yang terserang mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumoni akut. Pneumoni
selluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini dapat berjalan terus,
dan basil terus dipagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga
menyebar melalui kelenjar getah bening. Makrofag yang mengadakan infiltrasi
menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid yang
dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan waktu 10-20 hari). Nekrosis bagian
sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju (nekrosis
kaseosa) . Daerah yang mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang
dikelilingi sel epiteloid dan fibroblas akan menimbulkan respon berbeda.
Jaringan granulasi akan lebih fibroblas membentuk jaringan parut dan ahirnya
membentuk suatu kapsul yang dikelilingi tuberkel..
TANDA & GEJALA
Keluhan dapat bermacam-macam atau
malah tanpa keluhan, yang terbanyak adalah :
1. Demam
: subfebril, febril ( 40-41derajat C) hilang timbul.
2. Batuk
: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, batuk ini untuk membuang
/mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulenta
(menghasilkan sputum)
3. Sesak
nafas : bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru.
4. Nyeri
dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke
pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
5. Malaise
: ditemukan beripa anorexia, nafsu makan menurun, BB menurun, sakir kepala,
nyeri otot, keringat diwaktu malam hari
Pada Atelektasis terdapat gejala
manifestasi klinik yaitu: Sianosis, Sesak nafas, Kolaps. Bagian dada pasien
tidak bergerak pada saat bernafas dan jantung terdorong kesisi yang sakit. Pada
Foto Torax tampak pada sisi yang sakit bayangan hitam dan diagfragma menonjol
keatas.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK:
Pemeriksaan fisik :
·
Pada tahap dini sulit diketahui.
·
Ronchi basah, kasar dan nyaring.
·
Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang
cukup dan pada auskultasi memberi suara umforik.
·
Atropi dan retraksi interkostal pada keadaan
lanjut dan fibrosis.
·
Bila mengenai Pleura terjadi efusi pleura
(perkusi memberikan suara pekak)
Pemeriksaan Radiologi :
·
Pada tahap dini tampak gambaran bercak-bercak
seperti awan dengan batas tidak jelas.
·
Pada kavitas bayangan berupa cincin.
·
Pada Kalsifikasi tampak bayangan bercak-bercak
padat dengan densitas tinggi
Bronchografi : merupakan
pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan bronchus atau kerusakan paru karena
TB.
Laboratorium :
·
Darah : leukosit meninggi, LED meningkat
·
Sputum : pada kultur ditemukan BTA
·
Test Tuberkulin : Mantoux test (indurasi lebih
dari 10-15 mm)
PENATALAKSANAAN :
·
Penyuluhan
·
Pencegahan
·
Pemberian obat-obatan :
1. OAT
(obat anti tuberkulosa) :
2. Bronchodilatator
3. Expektoran
4. OBH
5. Vitamin
·
Fisioterapi dan rehabilitasi
·
Konsultasi secara teratur
DIAGNOSA PERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL :
1. Gangguan
pertukaran gas sehubungan dengan adanya faktor resiko :
·
Berkurangnya keefektifan permukaan paru,
atelektasis.
·
Kerusakan membran alveolar kapiler.
·
Sekret yang kental
·
Edema Bronchial.
2. Potensial
infeksi dan penyebaran infeksi sehubungan dengan :
·
Daya tahan tubuh menurun, fungsi silia menurun,
sekret yang menetap.
·
Kerusakan jaringan akibat infeksi yang menyebar.
·
Daya tahan/ resistensi terhadap infeksi rendah
·
Malnutrisi
·
Terkontaminasi oleh lingkungan.
·
Kurang pengetahuan tentang infeksi kuman.
3. Gangguan
kebutuhan nutrisi sehubungan dengan:
Kelelahan, batuk
yang sering, adanya produksi sputum, dyspnoe, anorexia, penurunan finansial /biaya.
4. Pembersihan
jalan nafas yang tidak efektif sehubungan dengan :
Sekresi yang
kental, lengket dan berdarah, lelah dan usaha batuk yang kurang, Edema
trachea/larink.
5. Kurangnya
pengetahuan (kebutuhan Hygiene), tentang kondisi, pengobatan, pencegahan, sehubungan
dengan :
Tidak ada yang
menerangkan, interpretasi yang salah, terbatas pengetahuan/kognisi, tidak
akurat, tidak lengkap imformasi yang didapat.
DAFTAR PUSTAKA
Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Kedua, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta,
1987.
Donna D, Marilyn. V, Medical Sugical Nursing, WB Sounders, Philadelpia
1991.
Doenges E Marilynn, F.A Davis Company Philadelphia Edition 3 , 1989
RSUD Dr. Soetomo, Pedoman
Diagnosis dan Therapi, Lab UPF Ilmu Penyakit Paru, Surabaya (1994)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar