LAPORAN PENDAHULUAN
TETANUS
1. Pengertian.
Tetanus disebabkan oleh clostridium tetani yang toksinnya
menyerang otot rangka, kuman ini tumbuh secara anaerob pada tempat luka. Tanpa
imunisasi angka kematian penyakit ini berkisar antara 35 – 70 %, tergantung umur,
jenis kelamin, letak geografi, masa inkubasi, dan penatalaksanaan.
2. Gambaran Klinik.
·
Masa tunas biasanya antara 5 – 10 hari.
·
Yang pertama terserang adalah otot rahang
sehingga rahang kaku dan sulit dibuka ( trismus ). Penderita kemudian mengalami
kesulitan menelan, dan gelisah.
·
Selanjutnya muncul kaku kuduk, kaku tangan dan
kaki, sakit kepala, demam menggigil dan kejang umum.
·
Otot muka khas kejangnya sehingga muka penderita
seperti orang menyeringai ( risus sardonikus ).
·
Kejang otot perut, leher, dan punggung
menyebabkan badan melengkung ke belakang disebut epistotonus.
·
Spasme otot spincter kandung kemih dan anus
menyebabkan retensi urine dan konstipasi.
·
Kesadaran penderita baik, demikian juga saraf
sensorik.
·
Selama kejang, otot dada, otot pernafasan, dan
glotis ikut kaku sehingga pernafasan terganggu dan penderita mengalami sianosis
sampai asfiksia yang sering fatal.
3. Penatalaksanaan Medis.
·
Penderita tetanus harus segera dirujuk ke RS
karena ia harus selalu dalam pengawasan dan perawatan. Sebelum dirujuk
lakukanlah hal-hal dibawah ini, selanjutnya bila anak yang menderita tetanus
selesai dirawat, berikan tetanus toxoid 3x dengan jarak waktu 1 bulan.
·
Pertahankan jalan nafas dan jaga keseimbangan
cairan.
·
Segera berikan human tetanus immunoglobulin 5000
IU IM, untuk menawarkan racun yang belum bersenyawa dengan otot.
·
Bila yang ada hanya ATS suntikan IM atau IV
20.000 – 40.000 IU/hari, untuk anak selama 2 hari.
·
Berikan penisilin prokain 2 juta IU IM pada
orang dewasa atau 50.000 IU / kg BB / hari selama 10 hari pada anak-anak, untuk
eradikasi kuman.
·
Berikan diazepam untuk mengendalikan kejang
dengan titrasi dosis 5 – 10 mg IV untuk anak dan 40 – 120mg/hari untuk dewasa.
·
Cegah penyebaran racun lebih lanjut dengan
eksplorasi luka dan membersihkannya dengan H2O2 3% port d’entre lain seperti OMSK atau gangren
gigi juga harus dibersihkan dahulu.
4. Daftar Pustaka.
Purnawan Junadi dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ke-2. Jakarta : Media Aesculapius,
FKUI.
Sumiardi, dr. Ilmu
Bedah Minor. Ahli Bedah Urologi.
Widya, S Ked. Catatan
Tentang Kedokteran.
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien.
a)
Identitas.
Nama : Tn. R.
Umur : 26 th.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Pekerjaan : Swasta.
Alamat
: Jl.
A. Yani Km 23.
Status : Kawin.
Agama : Islam.
Suku / Bangsa :
Jawa / Indonesia.
No CM : 23
63 87s
Tanggal MRS : 7 juli 2002.
Dx Medis : Tetanus.
b) Identitas Penanggung
Jawab.
Nama : SDA.
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Hubungan dengan klien :
2. Riwayat Penyakit.
a)
Keluhan Utama.
Px mengeluh tidak bisa membuka mulut.
b)
Riwayat Penyakit Sekarang.
+ 3 hari yang lalu penderita tidak bisa membuka mulut,
dirasakan sangat kaku disertai keluhan mual, demam dan nyeri otot, kadang
disertai pusing. + 1 bulan yang lalu penderita mengalami kecelakaan dan
kaki kanannya terkena pedal rem, langsung dibawa ke RS Amuntai untuk dijahit, 1
minggu kemudian luka bernanah.
c)
Riwayat Penyakit Dahulu.
Penderita mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami penyakit
yang dideritanya saat ini
d)
Riwayat Penyakit Keluarga.
Penderita mengatakan bagwa dikeluarganya tidak pernah
menderita penyakit yang dideritanya sekarang.
3. Pemeriksaan Fisik.
a)
Keadaan Umum.
Px tampak lemah dan berbaring di tempat tidur dengan
kesadaran Compos Mentis. Px dapat merespon dan berorientasi dengan tepat,
ekspresi wajah tampak kesakitan.
TTV : TD : 120/80 mmHg.
N : 98 x/m.
R : 20 x/m.
S : 36,9 ‘C.
b)
Kulit.
Warna kulit sawo matang, kebersiha kulit baik, tidak terdapat
lesi dan odema pada kulit, suhu tubuh teraba hangat ( 36,9 ‘C ), turgor kulit baik (
cepat kembali ).
c)
Kepala dan Leher.
Struktur kepala simetris, tidak ada teruma pada kepala, juga
nyeri dan vertigo, gerakan leher dan kepala normal tetapi px kesulitan menelan
karena kaku pada rahang, tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid.
d)
Penglihatan dan Mata.
Struktur mata simetris, kebersihan mata baik, tidak terjadi
sekresi, ketajaman penglihatan baik, gerakan bola mata baik, konjunctiva tidak
anemis, sklera tidak anemis, tidak ada kelainan dan px tidak menggunakan alat
bantu penglihatan.
e)
Penciuman dan Hidung.
Struktur hidung simetris, kebersihan hidung baik, tidak
terjadi peradangan, pendarahan dan nyeri pada hidung serta sekresi, tidak
terdapat obstruksi jalan nafas dan fungsi penciuman normal.
f)
Pendengaran dan Telinga.
Struktur telinga simetris, kebersihan baik, tidak ada
peradangan dan pendarahan pada telinga, tidak ada sekresi, tinitus / vertigo,
fungsi pendengaran baik dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
g)
Gigi dan Mulut.
Warna mukosa bibir agak kebiruan / pucat, lidah dan mulut
tampak bersih, tidak ada pendarahan dan
lesi, mukosa mulut merah muda, kebersihan gigi kurang terjaga, fungsi mengunyah
tidak baik, px tidak memakai gigi palsu.
h)
Dada, Pernafasan dan Sirkulasi.
Bentuk dada simetris, ekspansi rongga dada tampak simetris,
kualitas nafas / kedalaman dan frekuensinya normal, tidak ada nyeri saat
bernafas, bunyi nafas vesikuler, tidak ada nyeri tekan pada dada.
i)
Abdomen.
Bentuk simetris, tidak ada distensi, tidak ada jaringan
parut, tidak ada asites, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan
limpa, bising usus terdengar jelas.
j)
Genetalia dan Reproduksi.
Pada rektum tidak terdapat lesi, benjolan dan haemorrhoid,
tidak ada peradangan pada genetalia, tidak ada nyeri pada saat BAB dan BAK.
k)
Ekstrimitas Atas dan Bawah.
Pada ekstrimitas kanan atas tidak terpasang infus tidak ada
kelainan tulang dan sendi.
4. Kebutuhan Fisik, Psikososial, dan
Spiritual.
a)
Aktifitas dan Istirahat.
Di Rumah :
·
Px sebagai ojek, px beristirahat atau tidur pada
siang hari tidak teratur dan pada malam hari tidurnya cukup dan tidak ada
kesulitan dan gangguan menjelang tidur.
Di Rumah Sakit :
·
Selama dirumah sakit px tampak sedikit melakukan
aktifitas, siang hari tidur tidak teratur dan pada malam hari px dapat tidur
dengan nyaman.
b)
Personal Hygent.
Di Rumah :
·
Px mandi 2x sehari dan gosok gigi sehabis makan
dan memotong kuku bila panjang.
Di Rumah Sakit :
·
Px diseka keluarganya tapi bila ingin px mandi,
selama di rumah sakit tidak pernah gosok gigi.
c)
Nutrisi.
Di Rumah :
·
Px makan 3x sehari dan kadang-kadang lebih,
tidak ada makanan pantangan, nafsu makan px baik.
Di Rumah Sakit :
·
Px tidak nafsu makan dan px tampak tidak
menghabiskan setengah dari porsi makan yang disediakan rumah sakit, karena
adanya kekakuan pada rahang.
d)
Eliminasi.
Di Rumah :
·
Px BAB 1 – 2 x sehari dengan konsistensi lembek,
BAK 4 – 5 x sehari berwarna kuning, tidak ada nyeri dan kesulitan saat BAB dan
BAK.
Di Rumah Sakit :
·
Px BAB 1 – 2 x sehari dengan konsistensi lembek,
BAK 4 – 5 x sehari berwarna kuning, tidak ada nyeri dan kesulitan saat BAB dan
BAK.
e)
Sexual.
Px sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.
f)
Psikososial.
Px agak cemas dengan keadaan penyakitnya namun setelah
kondisinya agak membaik px sudah tidak merasa cemas lagi, hubungan px dengan
keluarga baik, maupun dengan tim medis lain, px selalu menuruti perintah
perawat dan dokter.
g)
Spiritual.
Px bergama islam dan dapat melakukan sholat 5 waktu, px
selalu berdoa untuk kesembuhannya
ANALISA DATA
No
|
Data
|
Masalah
|
Etiologi
|
1.
|
DO :
·
TTV : TD : 120/80 mmHg.
N : 98 x/m.
R : 20 x/m.
S : 36,9 ‘C.
·
Px tampak tidak menghabiskan posi makanan yang
disediakan.
·
Px tampak hanya makan 2 – 3 sendok makan.
DS :
·
Keluarga px mengatakan bahwa px tidak
menghabiskan porsi makanan dan hanya menghabiskan 2 – 3 sendok makan.
|
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari keperluan
tubuh.
|
Kekakuan pada rahang.
|
PROSES KEPERAWATAN
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Perencanaan
|
||
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
||
1.
|
Tanggal 22 juli 2002.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari keperluan
tubuh B. D kekakuan pada rahang.
DO :
·
TTV :
TD : 120/80 mmHg.
N : 98 x/m.
R : 20 x/m.
S : 36,9 ‘C.
·
Px tampak tidak menghabiskan posi makanan yang
disediakan.
·
Px tampak hanya makan 2 – 3 sendok makan.
DS :
·
Keluarga px mengatakan bahwa px tidak
menghabiskan porsi makanan dan hanya menghabiskan 2 – 3 sendok makan.
|
Nutrisi px terpenuhi selama
3 hari perawatan.
KE :
1)
Px mampu menghabiskan porsi makanan yang disediakan.
2)
Keluarga px mengata kan bahwa px dapat menghabiskan
porsi makanan yang disediakan.
|
1)
Kaji status nutrisi px.
2)
Beri makan sedikit tapi sering.
3)
Beri Pendidi kan Keseha tan pada px akan penting nya
nutrisi bagi tubuh.
|
1)
Untuk mengetahui keadaan nutrisi dan memudah kan
dalam menentukan intervensi.
2)
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi secara bertahap.
3)
Untuk memotivasi px agar mau memenuhi nutrisinya.
|
No
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1.
|
1)
Mengkaji status nutrisi px.
2)
Memberi makan sedikit tapi sering.
3)
Memberikan Pendidikan Kesehatan pada px akan penting
nya nutrisi bagi tubuh.
|
Tanggal 22 juli 2002
S :
·
Px mengatakan tidak nafsu makan karena susah
buka mulut.
O :
·
Px tidak mampu menghabiskan lebih dari separo
porsi makanan yang disediakan.
A :
·
Masalah belum teratasi.
P :
·
Intervensi dilanjutkan.
Tanggal 23 juli 2002
S :
·
Px mengatakan sudah nafsu makan dan mampu buka
mulut
O :
·
Px mampu menghabiskan lebih dari separo porsi
makanan yang disediakan
A :
·
Masalah teratasi.
P :
·
Intervensi dilanjutkan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar